PERBEDAAN KEBUDAYAAN ANTARA DESA PANJI DENGAN DESA LAINNYA
DI KABUPATEN BULELENG
SEJARAH
MAGOAK-GOAKAN
Tarian ini diambil dari permainan
tradisional dari Bali Utara. Permainan ini konon sangat digemari oleh Ki
Panji Sakti, Raja Buleleng yang dikenal sebagai seorang kesatria yang gagah
perkasa.
Pada sekitar tahun 1584 Masehi,
untuk mencari tempat yang lebih strategis maka Kota Panji dipindahkan kesebelah
Utara Desa Sangket. Pada tempat yang baru inilah Baginda selalu bersuka ria
bersama rakyatnya sambil membangun dan kemudian tempat yang baru ini di beri
nama “ SUKASADA” yang artinya slalu Besruka Ria.selanjutnya di ceritakan berkat
keunggulan Ki Gusti Panji Sakti, maka Kyai Sasangka Adri, Lurah kawasan Tebu
Salah (Buleleng Barat) tunduk kepada baginda. Lalu atas kebijaksanaan beliau
maka Kyai Sasangka Adri diangkat kembali menjadi Lurah di kawasan Bali Utara
Bagian Barat.
Untuk lebih memperkuat dalam
memepertahankan daerahnya, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti segera membentuk pasukan
yang di sebut “Truna Goak” di Desa Panji. Pasukan ini dibentuk dengan jalan
memperpolitik seni permainan burung gagak, yang dalam Bahasa Bali disebut
“Magoak-goakan”. Dari permainan ini akhirnya terbentuknya pasukan Truna Goak
yang berjumlah 2000 orang, yang terdiri dari para pemuda perwira berbadan
tegap, tangkas, serta memiliki moral yang tinggi di bawah pimpinan perang yang
bernama Ki Gusti Tamblang Sampun dan di wakili oleh Ki Gusti Made Batan.
Ki Gusti Ngurah Panji Sakti beserta
putra-putra Baginda dan perwira lainnya, memimpin pasukan Truna Goak yang
semuanya siap bertempur berangkat menuju daerah Blambang. Dalam pertempuran ini
Raja Blambangan gugur di medan perang dengan demikian kerajaan Blambangan
dengan seluruh penduduknya tunduk pada Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti. Berita
kemenangan ini segera di dengar oleh Raja Mataram Sri Dalem Solo dan kemudian beliau
menghadiahkan seekor gajah dengan 3 orang pengembalanya kepada Ki Gusti Ngurah
Panji Sakti. Menundukkan kerajaan Blambangan harus ditebus dengan kehilangan
seorang putra Baginda bernama Ki Gusti Ngurah Panji Nyoman, hal mana
mengakibatkan Baginda Raja selalu nampak bermuram durjan. Hanya berkat
nasehat-nasehat Pandita Purohito, akhirnya kesedihan Baginda dapat terlupakan
dan kemudian terkandung maksud untuk membangun istana yang baru di sebelah
Utara Sukasada.
Pada sekitar tahun Candrasangkala
“Raja Manon Buta Tunggal” atau Candrasangkala 6251 atau sama dengan tahun caka
1526 atau tahun 1604 Masehi, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan
rakyatnya membabat tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput
alang-alang, yakni lading tempat pengembala ternak, dimana ditemukan
orang-orang menanam Buleleng. Pada ladang Buleleng itu Baginda melihat beberapa
buah pondok-pondok yang berjejer memanjang. Di sanalah beliau mendirikan istana
yang baru, yang menurut perhitungan hari sangat baik pada waktu itu, jatuh pada
tanggal “30 Maret 1604”.
APA ITU MAGOAK-GOAKAN ?
Megoak-Goakan adalah salah stau bukti kekayaan
budaya dan tradisi di Bali yang masih dipertahankan kelestariannya sampai saat
ini. Megoak-Goakan merupakan tarian tradisional rakyat khususnya khas Desa
Panji yang biasanya dipentaskan menjelang Hari Raya Nyepi tiba.
Nama
Megoak-Goakan sendiri diambil dari nama Burung Gagak (Goak yang gagah) yang
terilhami ketika melihat burung ini tengah mengincar mangsanya. Kegiatan
Megoak-Goakan sendiri merupakan pementasan ulang dari sejarah kepahlawanan Ki
Barak Panji Sakti yang dikenal sebagai Pahlawan Buleleng Bali ketika menaklukan
Kerajaan Blambangan di Jawa Timur.
Secara turun-temurun Megoak-Goakan konsisten
terus dilaksanakan dan dijaga kelestariannya sampai kini. Ketika merayakan
acara Megoak-Goakan ini suasana kekeluargaan dan kegembiraan warga yang
merayakannya akan sangat terasa sekali. Meskipun tak jarang para peserta yang
melakukannya harus jungkir-balik karena memang arena yang dipakainya miring,
namun sama sekali tak mengendurkan semangat dan antusiasme warga yang
mengikutinya.
Bagi
warga yang sudah ikut, bisa langsung pulang atau menonton rekannya bermain.
Dalam permainan tradisi kolot ini, satu regu terdiri dari 11 peserta yang
melawan kelompok yang lainnya dengan jumlah yang sama. Supaya tertib, maka
dalam arena permainan diatur oleh pecalang. Disebutkan filosofi permainan ini,
sebagai wujud purusa pradana (laki-laki melawan perempuan). Disebutkan, dalam
satu kelompok goak terdiri dari sebelas orang. Sementara penentuan kemenangan
adalah kelompok
Goak-goakan yang pertama kali mampu menangkap ekor (orang paling belakang) dalam kelompok lawannya. Maka dialah pemenangnya.
Goak-goakan yang pertama kali mampu menangkap ekor (orang paling belakang) dalam kelompok lawannya. Maka dialah pemenangnya.
Lokasi Perayaan
Tarian Megoak-Goakan dirayakan di Desa Panji,
Kecamatan Sukasada sekitar 6 km ke selatan Kota Singaraja.
1 komentar:
El Yucateco - Casinos - Mapyro
El Yucateco is a mexican mexican 삼척 출장샵 restaurant 광명 출장안마 located in 오산 출장마사지 the 서울특별 출장샵 center of El Yucateco's vast, diverse culinary scene. The location offers an elegant ambiance 안양 출장안마
Posting Komentar