style='overflow:auto; width:ancho; height:200px;'>

Rabu, 21 November 2012

Modul IPS Kelas X Semester 2

Posted by teguh aryax On 09.34 0 komentar

BAB II

PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI



1.      PRINSIP EKONOMI

Prinsip Ekonomi adalah usaha dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan barang atau jasa sebesar-besarnya . Prinsip tersebut memang seakan-akan memperlihatkan bahwa tidak ada kata rugi dalam kegiatan ekonomi manusia. Jadi, sebenarnya kurang tepat jika dikatakan bahwa prinsip ekonomi adalah berusaha mencapai hasil atau tujuan sebesar-besarnya dengan biaya atau pengorbanan sekecil-kecilnya. Dengan demikian prinsip ekonomi menunjukkan :
a.       Suatu bertindak yang berusaha mencapai hasil yang optimaldibandingkan dengan pengeluaran/biaya yang dikeluarkan
b.      Suatu cara bertindak yang berusaha mencapai hasiltertenru dengan mengeluarkan biaya atau pengorbanan yang sedikit mungkin
Prinsip ekonomi selalu berkaitan dengan efisien. Dimana cara kerja yang efisien menunjukkan bahwa suatu hasil dicapai dengan biaya atau pengorbanan yang paling sesuai tanpa pemborosan.
 Orang yang tidak menggunakan prinsip ekonomi sering bertindak boros dan tidak efisien, yang akhirnya menimbulkan kerugian atau mengurangi keuntungan yang seharusnya diperoleh.

2.      MOTIF EKONOMI

Motif  Ekonomi adalah alas an yang mendorong manusioa melakukan tindakan ekonomi. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, manusia berusaha mencari nafkah. Jadi mencukupi kebutuhan hidup termasuk tindakan ekonomi.
            Beberapa motif yang mendasari manusia melakukan tindakan ekonomi adalah sebagai berikut :
a.       Motif Memperoleh Kekuasaan
Motif memperoleh kekuasaan ditunjukkan untuk dapat memperoleh kekuasaan dalam masyarakat
b.      Motif Memperoleh Penghargaan
Sebagian orang berpendapat bahwa agar menjadi orang yang terpandang dalam masyarakat, harus memiliki kekayaan melebihi kekayaan orang lain. Misalnya berupa tanah, emas, mobil
c.       Motif Mencari Laba
Motif mencari laba adalah dorongan untuk mencari laba atau keuntungan yang didorong oleh inovasi atau penemuan-penemuan
d.      Motif Sosial
Motif social adalah keinginan untuk menolong sesame manusia. Misalnya member bantuan kepada orang yang terkena musibah.


BAB III

KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKU EKONOMI



A.    KEGIATAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam kehidupan ekonomi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu kegiatan konsumsi, kegiatan produksi dan kegiatan distribusi

1)      Kegiatan Konsumsi
Konsumsi adalah suatu tindakan yang menguraian dan bertahap. Terdapat 2 segi ekonomi yang dihadapi oleh setiap konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa, yaitu penghasilan yang selalu kurang dan pengeluaran yang selalu bertambah.

Mampu mengatur konsumsi berarti :
1.  Mampu mengatur pengeluaran sesuai dengan keadaan keuangan yang ada                       dan rencana yang telah di susun
2.         Mampu mengadakan pilihan kebutuhan sesuai dengan interaksinya
3.         Mampu mengadakan tabungan untuk merealisasikan keinginan serta                                 kebutuhan yang telah direncanakan
4.         Mampu mengatur keuangan sedemikian rupa
5.         Mampu mengadakan target

Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam mengatur konsumsi adalah :
1.      Membuat catatan semua pengeluaran
2.      Menyusun anggaran belanja keluarga
3.      Kebijaksanaan dalam pengeluaran uang
4.      Mengusahakan tambahan penghasilan

2)      Kegiatan Produksi
   Produksi adalah segala kegiatan atau setiap usaha yang secara langsung atau tidak langsung menghasilkan barang dan jasa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa yang dihasilkan dari proses produksi dapat digolongkan menjadi dua, sesuai dengan tujuan untuk apa barang dan jasa tersebut dipergunakan.
a.       Barang Konsumsi,  
yaitu barang atau jasa secara langsung ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia
b.      Barang Produksi
yaitu barang atau jasa yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain.
                    
A.    Fungsi Produksi dan Proses Produksi

a.      Funsi Produksi
Produksi merupakan suatu proses yang artina sebagai suatu cara yang dipergunakan di dalam pengelolaan bahan baku atau mentah untuk dijadikan barang jadi. Dan sebelum kegiatan produksi dilaksanakan, diperlukan suatu perencanaan yang matang, misalnya :
1.   Produk apa yang akan dibuat
2.   Berapa banyaknya
3.   Bahan baku apa yang dinilai
4.   Siapa yang mengerjakan
5.   Untuk siapa produk itu dibuat
                                         
                                          Sehingga fungsi produksi dapat dirinci sebagai berikut :
1.      Sebagai suatu proses
2.      Merupakan jasa – jasa
3.      Suatu perencanaan
4.      Merupakan pengawasan

B.     Proses Produksi
Untuk membuat barang atau jasa tertentu sering kali diperlukan adanya kerjasama antara beberapa sector, hal ini jelas kita dapat bedakan dalam suatu proses produksi. Proses produksi dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.      Proses Produksi Terus – Menerus
b.      Proses Produksi Terputus – Putus

3)      Kegiatan Distribusi
Distribusi adalah kegiatan ekonomi atau usaha untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
       Pendistribusian barang dan jasa tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.    Langsung , artinya barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen disampaikan langsung kepada konsumen akhir tanpa melalui perantara
2.  Tidak Langsung, artinya penyaluran barang dan jasa dilakukan secara tidak langsung dengan mempergunakan lembaga-lembaga penyalur
3.   Semi Langsung, artinya barang-barang yang dihasilkan olehprodusen disalurkan kepada konsumen melalui saluran milik produsen sendiri.
                                         
A.    Fungsi Distribusi :
1.      Menyalurkan barang dari produsen ke konsumen
2.      Memecahkan persediaan perbedaan tempat
3.      Mengadakan seleksi dan kombinasi barang menurut jumlah dan jenisnya

B.     Perantara – perantara dalam Distribusi
1.      Pedagang, yaitu pihak yang menjual dan membeli barang untuk dijual kembali atas namanya sendiri.
a.      Pedagang Besar (Grosir)
Yaitu membeli secara besar – besaran dari produsen dan menjual kembali pada pedagang eceran.
b.      Pedagang eceran (Retailer)
Yaitu dari pedagang besar dan menjual kepada konsumen atau membeli hasil bumi dari produsen kecil untuk dijual kepada pedagang besar.
2.      Perantara – perantara Khusus
a.      Agen, adalah perantara perdagangan yang atas nama suatu perusahaan tertentu menjualkan hasil produksi perusahaan tersebut di daerah tertentu.
b.  Makelar, adalah perantara yang disumpah dengan atas nama orang lain mencairkan barang bagi pembeli.
c.       Komisioner, adalah perantara dalam perdagangab seperti makelar, tetapi tidak perlu disumpah
3.      Eksportir dan Importir
a.       Eksportir adalah pedagang yang menjual barang-barangnya ke luar negeri
b. Importer adalah orang yang membeli barang-barang dalam negeri atau mendatangkan barang dari luar negeri
4.      Lembaga – lembaga Penyalur
Selain perantara – perantara tersebut diatas ada pihak – pihak lain yang membantu dalam penyaluran barang, seperti bank, transportasi, pergudangan dan lain – lain.

C.    Saluran – Saluran Distribusi
Penyaluran hasil produksi dari produsen kepada konsumen dapat melalui berbagai macam jalan atau saluran distribusi. Hal – hal yang perlu di perhatikan di dalam memilih “saluran distribusi” yang paling tepat adalah :
1.      Sifat barang tersebut
2.      Tersebar terputusnya tempat tinggal para pembeli
3.      Besar kecilnya perusahaan
4.      Kemampuan keuangan para produsen
5.      Kebutuhan akan service

D.    Peran dan Pola Interaksi Ekonomi
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kegiatan ekonomi seperti produksi, distribusi dan konsumsi dimana semua kegiatan ekonomi itu dilakukan oleh berbagai pihak, pelaku ekonomi. Para pelaku kegiatan ekonomi tersebut dapat dibedakan menjadi 4 kelompok besar, yaitu :
1.      Para Konsumen (Rumah Tangga Konsumen/RTK)
2.      Para Produsen (Rumah Tangga Produsen/RTP)
3.      Pemerintah
4.      Masyarakat Luar Negeri

4)      Hubungan Antar Pelaku Ekonomi
a.      Hubungan RTK dengan RTP
RTP menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang dijual melalui pasar. Dan para konsumen membutuhkan barang dan jasa dengan membelinya dari produsen. Sebagai akibat dari transaksi-transaksi mereka, maka terjadilah suatu arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen melalui pasar.
b.      Hubungan Pemerintah dengan RTP dan RTK
Pemerintah ikut serta dalam kegiatan ekonomi nnasional dengan mengadakan berbagai macam transaksi dengan RTK dan RTP. Hasil produksi pemerintah terdiri atas jasa – jasa untuk kepentingan umum. Maka ada suatu arus jasa dari pemerintah yang tidak diperjual belikan.
c.       Hubungan Ekonomi Dengan Masyarakat Luar Negeri
Dewasa ini sudah tidak ada lagi Negara tertutup untuk hubungan perdagangan dengan Negara lain. Hasil produksi kita tidak hanya disalurkan ke pembeli dalam negeri saja, melainkan juga dijual kepada masyarakat luar negeri. Ini berarti ada suatu arus barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri.


BAB IV
PERILAKU KONSUMEN DAN PERILAKU PRODUSEN


A.    Manfaat dan Nilai Suatu Barang
1.      Guna dan Manfaat Suatu Barang
Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia. Manfaat suatu barang dapat bersifat subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh barang itu.
Macam-macam kegunaan suatu barang :
a.   Kegunaan dasar atau elementary utility, yaitu peningkatan kegunaan suatu bahan dasar yang telah diolah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi yang siap dikonsumsi. Misalnya tepung gandum diproses menjadi roti.
b.   Kegunaan bentuk atau form utility, yaitu kegunaan suatu barang setelah bentuknya diubah. Misalnya kayu gelondongan diubah bentuknya menjadi perabotan rumah tangga.
c.       Kegunaan tempat atau place utility, yaitu kegunaan suatu barang setelah dipindahkan ke tempat lain yang membutuhkan barang tersebut. Misalnya pasir di sungai dipindahkan ke kota sebagai bahan bangunan.
d.  Kegunaan waktu atau time utility, yaitu kegunaan suatu barang apabila digunakan pada saat-saat tertentu. Misalnya kipas angin digunakan pada saat udara sedang panas atau penghangat ruangan digunakan pada saat cuaca sedang dingin.
e.   Kegunaan kepemilikan atau ownership utility, yaitu kegunaan suatu barang setelah barang tersebut dimiliki oleh seseorang. Misalnya buku pelajaran di toko buku akan berguna jika sudah dibeli dan dibaca oleh pelajar.
f.     Kegunaan pelayanan atau service utility, yaitu kegunaan suatu barang apabila disertai jasa tertentu. Misalnya televisi akan berguna jika ada jasa siaran televisi.

2.      Nilai Barang
Suatu barang menjadi berarti jika mempunyai guna dan nilai guna bagi manusia. Berguna mempunyai arti bahwa barang tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Suatu barang dikatakan bernilai apabila mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai barang dan jasa dibedakan menjadi dua, yaitu :

a.      Nilai pakai
            Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen.
b.      Nilai tukar
            Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lain.
B.     Teori Konsumsi
1.      Hubungan antara jumlah dan kegunaan suatu barang
Hubungan barang yang dimiliki dan kegunaannya dapat mempengaruhi  tingkat kepuasan terhadap barang tersebut.
Contohnya :
Budi yang hanya mempunyai sepatu untuk pergi ke sekolah mempunyai tingkat kepuasan berbeda dalam mengkonsumsi sepatu dibandingkan dengan Anton yang mempunyai 3 pasang sepatu.
2.      Hukum Gosen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan:

”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.”

3.      Hukum Gossen II
Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Manusia memiliki banyak kebutuhan, mulai kebutuhan yang sangat penting sampai kebutuhan yang kurang atau tidak penting. Mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan yang bersifat tersier. Untuk itu, H.H. Gossen mengemukakan lagi teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan: 

“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”

C.    Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan antara jumlah barang yang dihasilkan dengan factor-faktor produksi yang digunakan. Factor produksi dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan wirausahawan. Menurut prilaku penggunanya, factor produksi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok sebagai berikut :
a.      Factor produksi tetap
Factor produksi tetap ialah factor produksi yang jumlah penggunanya tidak tergantung jumlah barang yang dihasilkan
b.      Factor produksi tidak tetap
Factor produksi variable adalah factor produksi yang jumlah penggunanya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan

D.    Teori Produksi
Dengan penggunaan factor produksi tetap yang sama, penambahan factor produksi variableyang dilakukan dalam suatu usaha tidak selalu merupakan proses produksi yang efisien, yang akan memberikan peningkatan hasil yang sebanding.




BAB V
PERMINTAAN DAN PENAWARAN




A.    PERMINTAAN

1.      Pengertian Permintaan
Permintaan adalah berbagai jenis dan jumlah barang dan jasa yang diminta pembeli pada berbagai kemungkinan harga dalam periode tertentu di pasar.

2.      Hukum Permintaan
Hukum ini menjelaskan bahwa harga berbanding terbalik dengan permintaan yang artinya : semakin rendah harga barang semakin banyak barang yang diminta oleh konsumen, dan begitu sebaliknya. Hokum permintaan dapat berlaku jika dalam keadaan Cateri Paribus.

3.      Factor – factor yang mempengaruhi permintaan
a.      Perubahan harga barang
b.     Intensitas kebutuhan
c.     Tingkat pendapatan
d.     Selera konsumen
e.      Jumlah penduduk
f.       Perkiraan mengenai harga masa depan
g.      Perubahan harga barang lain yang berkaitan erat

4.      Macam – macam permintaan
a.      Dilihat dari daya beli konsumen :
1)      Permintaan Efektif merupakan permintaan konsumen terhadap suatu barang atau             jasa yang disertai kemampuan membayar
2)      Permintaan potensial merupakan permintaan konsumen terhadap suatu barang     atau jasa yang tidak disertai kemampuan membayar
b.      Dilihat dari pendapatan rill atau nyata konsumen :
1)      Permintaan Konsumen
2)      Permintaan pengusaha
3)      Prmintaan pemerintah
4)      Permintaan luar negeri
c.       Dilihat dari jumlah permintaannya :
1)    Permintaan perorangan adalah permintaan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
2)  Permintaan pasar atau kolektif merupakan permintaan yang dimiliki masyarakat sebagai keseluruhan dalam waktu yang sama.

5.      Daftar permintaan dan kurva permintaan
Sesuai dengan hokum permintaan, hubungan antara permintaan suatu barang dengan berbagai kemungkinan tingkat harga dapat digambarkan dalam bentuk kurva.
a.      Fungsi permintaan
Fungsi permintaan merupakan bentuk matematis untuk menggambar kurva permintaan merupakan hubungan antara variable harga dengan variable jumlah barang atau jasa. Secara sistematis, fungsi permintaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk :
Q = -aP + b

b.      Daftar permintaan
Dimisalkan fungsi permintaan suatu barang Q = -2P + 10000
Apabila P = 500 jumlah barang dan jasa yang diminta adalah
Q = -2P + 10000
    = -2 (500) + 10000
    = -1000 + 10000
    = 9000
c.       Kurva permintaan
Daftar table permintaan suatu barang dan jasa dapat digambarkan dalam bentuk kurva/ grafik.



B.     PENAWARAN
1.      Pengertian penawaran
Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi
2.      Hukum Penawaran
Hokum penawaran berbunyi : msemakin tinggi tingkat harga suatu barang, semakin banyak barang yang ditawarkan oleh pengusaha, dan sebalikna.
3.      Factor yang mempengaruhi penawaran
a.       Biaya produksi
b.      Teknologi
c.       Kebutuhan uang
d.      Harga masa depan
e.       Tujuan tertentu
f.       Pajak dan subsidi
g.      Jumlah perusahaan dalam industry
h.      Perubahan harga barang lain
i.        Perubahan harga itu sendiri
j.        Keadaan cuaca
4.      Fungsi penawaran
Fungsi penawaran ini merupakan bentuk matematis untuk menyusun daftar penawaran pada berbagi kemungkinan tingkat harga. Bentuk umum fungsi penawaran adalah sebagai berikut :
Q = aP – P
5.      Daftar penawaran
 biasanya berbentu tabel yang didalam nya berisi tentang harga dan jumlah barang yang ditawarkan
 
6.      Kurva Penawaran
biasanya berbentu grafik.




BAB VI
HARGA KESEIMBANGAN DAN ELASTISITAS


A.    KESEIMBANGAN PASAR

1.      Pengertian Harga Keseimbangan
harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

2.      Proses terbentuknya keseimbangan pasar
Pasar terbentuknya keseimbangan harga atau harga pasar merupakan proses tarik – menarik antara kekuaatan permintaan dan penawaran atas barang tersebut.
a.       Dengan persamaan fungsi penawaran dan permintaan
b.      Menggunakan bentuk grafik, kurva permintaan dan kurva penawaran

3.      Pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap harga keseimbangan perubahan jumlah barang yang diminta merupakan perubahan jumlah barang yang akan dibeli atau diminta akibat dari perubahan harga. Perubahan permintaan barang adalah bergeser atau berpindahnya kurva permintaan akibat perubahan pendapatan dan berubah selera konsumen. Perubahan kurva penawaran merupakan bergesernya kurva penawaran, baik yang disebabkan kemajuan teknologi maupun penggunaan bahan – bahan untuk berproduksi.

B.   ELASTISITAS

1.      Elastisitas adalah harga atau price elasticity merupakan perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebanyak 1 %
a.      Elastisitas Permintaan
Merupakan ukuran sejauh mana kepekaan atau tanggapan terhadap barang yang diminta, jika terjadi perubahan harga, baik harga barang tersebut atau harga barang lainnya dan perubahan pendapatan konsumen.

Macam – macam elastisitas Permintaan :
1)      Elastic (ED > 1)
Permintaan terhadap barang yang bersifat elastic. Artinya setiap perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase yang relative besar.
2)      Inelastic (eD < 1)
Permintaan barang yang memiliki sifat inelastic, artinya setiap perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang akan diminta dengan persentase yang lebih kecil
3)      Elastisitas Tak Terhingga (eD = ~)
Permintaan barang yang memiliki sifat elastisitas tak hingga, artinya perubahan jumlah barang yang diminta secara tidak terbatas
4)      Elastisitas Tunggal (eD = 1)
Permintaan barang yang memiliki sifat elastisitas tunggal, artinya perubahan jumlah barang yang diminta sama dengan perubahan harga
5)      Inelastic Sempurna (eD = 0)
Permintaan barang yang memiliki sifat inelastic sempurna, artinya setiap terjadi perubahan harga, tidak mempengaruhi jumlah barang yang diminta

b.      Elastisitas Penawaran
Merupakan perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebagai akibat dari perubahan harga.

Macam – macam elastisitas Permintaan :
1)      Elastic (es > 1)
Penawaran terhadap barang yang bersifat elastic. Artinya setiap perubahan harga akan menyebabkan jumlah barang yang ditambahkan dengan persentase yang relative besar.
2)      Inelastic (es < 1)
Penawaran barang yang memiliki sifat inelastic, artinya setiap perubahan harga akan menyebabkan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan persentase yang lebih kecil
3)      Elastisitas Tak Terhingga (es = ~)
Penawaran barang yang memiliki sifat elastisitas tak hingga, artinya pada saat tertentu jumlah barang yang ditawarkan tidak terbatas
4)      Elastisitas Tunggal (es = 1)
Penawaran barang yang memiliki sifat elastisitas tunggal, artinya perubahan harga akan diikuti dengan  jumlah barang yang ditawarkan dengan persentase yang sama
5)      Inelastic Sempurna (es = 0 )
Penawaran barang yang memiliki sifat inelastic sempurna, artinya setiap terjadi perubahan harga, tidak mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan





BAB VII
BENTUK – BENTUK  PASAR

A.    PENGERTIAN PASAR

Dari pengalaman sehari-hari, pasar itu berarti tempat untuk jual beli barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari. Di pasar, ada banyak penjual dan pembeli. Di pasar juga bisa kita lihat ada berbagai macam barang yang ditawarkan atau dibeli oleh konsumen. Di pasar orang melakukan transaksi dengan membayar secara tunai. Artinya, banyak konsumen atau pembeli datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang tunai.  Disebut konkrit karena secara fisik pasar itu tampak atau ada. Begitu pula dengan barang-barang yang diperjualbelikan.
Bahkan antara pembeli dan penjual bertemu muka dalam peristiwa jual beli tersebut. Istilah “pasar kaget”, “pasar tiban”, pasar terapung”, “pasar senggol”, “pasar tumpah”, hanyalah sekadar sebutan atau istilah yang diberikan oleh masyarakat setempat untuk menunjukkan pasar dalam arti konkrit ini.Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, transaksi jual beli barang atau jasa dapat dilakukan melalui surat, telepon maupun jaringan internet.

Menurut wujudnya pasar juga dapat dibagi menjadi dua yaitu :
  1. Pasar Abstrak, pasar yang tidak nyata, percakapan antara penjual dan pembeli hanya dilakukan melalui    telepon dan internet mereka tidak bertatap muka secara langsung.
            Contohnya : online shop
  1. Pasar Konkret ,pasar yang nyata para penjual dan pera pembeli dpat bertemu langsung dan saling bertatap muka,   barang dan jasanya pun sudah dapat dilihat dan durasakan langsung.
            Contohnya : pasar swalayan

Syarat-syarat terjadinya pasar:
  • terdapat penjual dan pembeli
  • tersedia barang dan jasa yang diperjualbelikan
  • terjadinya transaksi antara pembeli dan penjual melalui proses tawar menawar
  • tersedia media untuk berinteraksi antara penjual dan pembeli
Dalam kegiatan pasar mempunyai tiga fungsi utama, sebagai berikut:
  • fungsi distribusi
  • fungsi pembentuk harga
  • fungsi promosi
B.     BENTUK-BENTUK PASAR
1.      Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       terdapat banyak pembeli dan penjual sehingga secara perseorangan pembeli/penjual tidak dapat mempengaruhi harga pasar,
b.      penjual dan pembeli mengetahui benar keadaan pasar,
c.       barang yang diperdagangkan homogen sehingga dapat saling menggantikan secara sempurna
d.      pembeli dan penjual bebas keluar masuk dalam melakukan transaksi di pasar.

Bentuk pasar persaingan sempurna semacam itu hanya ada dalam teori saja, sedangkan dalam kenyataannya tidak pernah terjadi karena tidak akan ada barang yang dapat saling menggantikan secara sempurna. Selain itu barang-barang yang diperdagangkan di pasar selalu berbeda, mungkin karena merk, bentuk, letak, maupun harga. Jumlah pembeli dan penjual juga tertentu jumlahnya karena mereka mempunyai langganan sendiri.
2.      PASAR BUKAN PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan bukan sempurna merupakan pasar dengan ciri para penjual atau pembeli dapat mempengaruhi harga karena jumlah barang yang ditawarkan atau dibeli cukup banyak dan sifat barang yang ditawarkan berbeda dengan penjual lain.
Bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagai berikut:
1) Pasar monopoli dan monopsoni
            Monopoli berarti penjual tunggal, dengan demikian pasar monopoli merupakan
pasar yang dikuasai atau dilayani oleh satu penjual. Sementara itu monopsoni berarti pembeli tunggal sehingga pasar monopsoni merupakan pasar yang dikuasai oleh satu pembeli. Karena dalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual, maka perusahaanmenguasai harga. Perusahaan mampu menaikkan maupun menurunkan tingkat harga dengan cara menambah atau mengurangi jumlah barang yang diperjual belikan.
            Di Indonesia monopoli hanya diizinkan bagi perusahaan-perusahaan negara yang menyediakan barang untuk keperluan hajat hidup orang banyak seperti: telepon, air, gas, pengangkutan kereta api dan udara, komunikasi dan pertahanan keamanan. Sementara itu, untuk pasar monopsoni di kalangan konsumen jarang dijumpai. Tetapi di kalangan produsen atau pembeli faktor-faktor produksi, pengusaha monopsoni ini agak banyak.
Contoh: cengkeh ketika diurus oleh BPPC pada masa Orde Baru. Perusahaan monopsoni dapat mempengaruhi harga dengan cara menaikkan atau menurunkan jumlah faktor produksi yang ia beli.
2) Pasar oligopoli dan oligopsoni
Pasar Oligopoli merupakan pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual (produsen). Jika pasar hanya dikuasai oleh dua penjual (produsen) maka disebut pasar duopoli. Biasanya pada pasar oligopoli terdapat dua atau lebih penjual (produsen) besar yang menguasai sebagian besar pasar. Jika salah satu perusahaan besar melakukan perubahan harga, perusahaan besar lainnya dapat terpengaruh. Contohnya di Indonesia adalah operator seluler. Coba hitung berapa operator seluler yang ada di Indonesia selain Telkomsel dan Indosat?
Sementara itu, pasar oligopsoni merupakan pasar yang dikuasai oleh beberapa
pembeli yang mempunyai kemampuan mempengaruhi harga pasar. Contohnya adalah pembeli coklat (kakao) yang dilakukan oleh satu asosiasi pembeli kakao yaitu ASKINDO (Asosiasi Kakao Indonesia).

3) Pasar persaingan monopolistik
Pasar persaingan monopolistik merupakan bentuk perpaduan antara pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Pasar persaingan monopolistic mengandung ciri kedua pasar tersebut, yaitu adanya unsur persaingan dan monopoli. Dikatakan ada persaingan, karena diantara mereka saling bersaing terhadap barang yang sama yang mereka jual. Contoh: pabrik rokok Gudang Garam bersaing dengan pabrik rokok Djarum atau Bentoel. Disamping itu mereka juga memiliki unsur monopoli terhadap barangnya sendiri. Rokok Gudang Garam dimonopoli oleh pabrik rokok Gudang Garam sendiri. Jenis barangnya sama-sama rokok, tetapi berbeda karena adanya merk, rasa dan kemasan. Secara lebih rinci pasar persaingan monopolistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Para penjual dapat lebih leluasa dalam menetapkan baik harga maupun jumlah barang yang akan dijual.
·         Jumlah pembeli dan penjual cukup banyak, sehingga masing-masing perusahaan masih mempunyai pengaruh atas harga meskipun tidak besar.
·         Barang-barang yang diperjual belikan tidak benar-benar homogen melainkan ada perbedaan, meskipun hanya beda dalam merk, bentuk, warna, mutu dan ukuran.Contoh pasar persaingan monopolistik adalah: motor Yamaha, Honda, Kawasaki,
            dan Suzuki diproduksi oleh produsen yang berbeda walaupun kegunaannya sama.
·         Persaingan promosi penjualan yang kuat.
·         Penjual dalam pasar persaingan monopolistik memerlukan kejelian dan keuletan untuk mempromosikan barangnya secara gencar dan terus-menerus, tentang mutu dan desain barang agar dapat menarik konsumen. Misalnya promosi antar perusahaan rokok atau mobil.





0 komentar:

Posting Komentar