BAB II
PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI
1. PRINSIP EKONOMI
Prinsip
Ekonomi
adalah usaha dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan barang atau
jasa sebesar-besarnya . Prinsip tersebut memang seakan-akan memperlihatkan
bahwa tidak ada kata rugi dalam kegiatan ekonomi manusia. Jadi, sebenarnya
kurang tepat jika dikatakan bahwa prinsip ekonomi adalah berusaha mencapai
hasil atau tujuan sebesar-besarnya dengan biaya atau pengorbanan
sekecil-kecilnya. Dengan demikian prinsip ekonomi menunjukkan :
a. Suatu bertindak yang
berusaha mencapai hasil yang optimaldibandingkan dengan pengeluaran/biaya yang
dikeluarkan
b. Suatu cara bertindak yang
berusaha mencapai hasiltertenru dengan mengeluarkan biaya atau pengorbanan yang
sedikit mungkin
Prinsip
ekonomi selalu berkaitan dengan efisien. Dimana cara kerja yang efisien
menunjukkan bahwa suatu hasil dicapai dengan biaya atau pengorbanan yang paling
sesuai tanpa pemborosan.
Orang yang tidak menggunakan prinsip ekonomi
sering bertindak boros dan tidak efisien, yang akhirnya menimbulkan kerugian
atau mengurangi keuntungan yang seharusnya diperoleh.
2.
MOTIF EKONOMI
Motif Ekonomi adalah alas an yang mendorong
manusioa melakukan tindakan ekonomi. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, manusia
berusaha mencari nafkah. Jadi mencukupi kebutuhan hidup termasuk tindakan
ekonomi.
Beberapa motif yang mendasari
manusia melakukan tindakan ekonomi adalah sebagai berikut :
a. Motif Memperoleh Kekuasaan
Motif memperoleh kekuasaan
ditunjukkan untuk dapat memperoleh kekuasaan dalam masyarakat
b. Motif Memperoleh
Penghargaan
Sebagian orang berpendapat
bahwa agar menjadi orang yang terpandang dalam masyarakat, harus memiliki
kekayaan melebihi kekayaan orang lain. Misalnya berupa tanah, emas, mobil
c. Motif Mencari Laba
Motif mencari laba adalah
dorongan untuk mencari laba atau keuntungan yang didorong oleh inovasi atau
penemuan-penemuan
d. Motif Sosial
Motif social adalah
keinginan untuk menolong sesame manusia. Misalnya member bantuan kepada orang
yang terkena musibah.
BAB III
KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKU EKONOMI
A. KEGIATAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam
kehidupan ekonomi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu kegiatan konsumsi, kegiatan
produksi dan kegiatan distribusi
1)
Kegiatan Konsumsi
Konsumsi adalah suatu tindakan yang menguraian
dan bertahap. Terdapat 2 segi ekonomi yang dihadapi oleh setiap konsumen dalam
mengkonsumsi barang dan jasa, yaitu penghasilan yang selalu kurang dan
pengeluaran yang selalu bertambah.
Mampu mengatur konsumsi berarti :
1. Mampu
mengatur pengeluaran sesuai dengan keadaan keuangan yang ada dan rencana yang telah
di susun
2.
Mampu
mengadakan pilihan kebutuhan sesuai dengan interaksinya
3.
Mampu
mengadakan tabungan untuk merealisasikan keinginan serta kebutuhan yang telah direncanakan
4.
Mampu
mengatur keuangan sedemikian rupa
5.
Mampu
mengadakan target
Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam
mengatur konsumsi adalah :
1. Membuat catatan semua
pengeluaran
2. Menyusun anggaran belanja
keluarga
3. Kebijaksanaan dalam
pengeluaran uang
4. Mengusahakan tambahan
penghasilan
2) Kegiatan Produksi
Produksi
adalah segala kegiatan atau setiap usaha yang secara langsung atau tidak langsung menghasilkan barang dan jasa yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Barang dan jasa yang dihasilkan dari proses produksi dapat digolongkan menjadi dua, sesuai dengan tujuan
untuk apa barang dan jasa tersebut dipergunakan.
a. Barang Konsumsi,
yaitu barang atau jasa secara langsung
ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia
b. Barang Produksi,
yaitu barang atau jasa yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang lain.
A.
Fungsi Produksi dan Proses
Produksi
a.
Funsi Produksi
Produksi merupakan suatu proses yang artina
sebagai suatu cara yang dipergunakan di dalam pengelolaan bahan baku atau
mentah untuk dijadikan barang jadi. Dan sebelum kegiatan produksi dilaksanakan,
diperlukan suatu perencanaan yang matang, misalnya :
1. Produk apa yang akan dibuat
2. Berapa banyaknya
3. Bahan baku apa yang dinilai
4. Siapa yang mengerjakan
5. Untuk siapa produk itu
dibuat
Sehingga
fungsi produksi dapat dirinci sebagai berikut :
1. Sebagai suatu proses
2. Merupakan jasa – jasa
3. Suatu perencanaan
4. Merupakan pengawasan
B. Proses Produksi
Untuk membuat barang atau jasa tertentu
sering kali diperlukan adanya kerjasama antara beberapa sector, hal ini jelas
kita dapat bedakan dalam suatu proses produksi. Proses produksi dibedakan
menjadi 2 yaitu :
a. Proses Produksi Terus – Menerus
b. Proses Produksi Terputus – Putus
3) Kegiatan Distribusi
Distribusi adalah kegiatan ekonomi atau usaha
untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Pendistribusian
barang dan jasa tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Langsung , artinya barang dan jasa yang dihasilkan
oleh produsen disampaikan langsung kepada konsumen akhir tanpa melalui
perantara
2. Tidak Langsung, artinya penyaluran barang dan jasa dilakukan
secara tidak langsung dengan mempergunakan lembaga-lembaga penyalur
3. Semi Langsung, artinya barang-barang yang dihasilkan
olehprodusen disalurkan kepada konsumen melalui saluran milik produsen sendiri.
A. Fungsi Distribusi :
1. Menyalurkan barang dari
produsen ke konsumen
2. Memecahkan persediaan
perbedaan tempat
3. Mengadakan seleksi dan
kombinasi barang menurut jumlah dan jenisnya
B. Perantara – perantara dalam Distribusi
1. Pedagang, yaitu pihak yang
menjual dan membeli barang untuk dijual kembali atas namanya sendiri.
a. Pedagang Besar (Grosir)
Yaitu membeli secara besar – besaran dari
produsen dan menjual kembali pada pedagang eceran.
b. Pedagang eceran (Retailer)
Yaitu dari pedagang besar dan menjual kepada
konsumen atau membeli hasil bumi dari produsen kecil untuk dijual kepada
pedagang besar.
2. Perantara – perantara Khusus
a. Agen, adalah perantara perdagangan yang atas nama suatu
perusahaan tertentu menjualkan hasil produksi perusahaan tersebut di daerah
tertentu.
b. Makelar, adalah perantara yang disumpah dengan atas
nama orang lain mencairkan barang bagi pembeli.
c. Komisioner, adalah perantara dalam perdagangab seperti
makelar, tetapi tidak perlu disumpah
3. Eksportir dan Importir
a. Eksportir adalah pedagang
yang menjual barang-barangnya ke luar negeri
b. Importer adalah orang yang
membeli barang-barang dalam negeri atau mendatangkan barang dari luar negeri
4. Lembaga – lembaga Penyalur
Selain perantara – perantara tersebut diatas
ada pihak – pihak lain yang membantu dalam penyaluran barang, seperti bank,
transportasi, pergudangan dan lain – lain.
C. Saluran – Saluran Distribusi
Penyaluran hasil produksi dari produsen
kepada konsumen dapat melalui berbagai macam jalan atau saluran distribusi. Hal
– hal yang perlu di perhatikan di dalam memilih “saluran distribusi” yang
paling tepat adalah :
1. Sifat barang tersebut
2. Tersebar terputusnya tempat
tinggal para pembeli
3. Besar kecilnya perusahaan
4. Kemampuan keuangan para
produsen
5. Kebutuhan akan service
D. Peran dan Pola Interaksi Ekonomi
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kegiatan
ekonomi seperti produksi, distribusi dan konsumsi dimana semua kegiatan ekonomi
itu dilakukan oleh berbagai pihak, pelaku ekonomi. Para pelaku kegiatan ekonomi
tersebut dapat dibedakan menjadi 4 kelompok besar, yaitu :
1. Para Konsumen (Rumah Tangga Konsumen/RTK)
2. Para Produsen (Rumah Tangga Produsen/RTP)
3. Pemerintah
4. Masyarakat Luar Negeri
4) Hubungan Antar Pelaku Ekonomi
a. Hubungan RTK dengan RTP
RTP menghasilkan sejumlah barang dan jasa
yang dijual melalui pasar. Dan para konsumen membutuhkan barang dan jasa dengan
membelinya dari produsen. Sebagai akibat dari transaksi-transaksi mereka, maka
terjadilah suatu arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen melalui pasar.
b. Hubungan Pemerintah dengan RTP dan RTK
Pemerintah ikut serta dalam kegiatan ekonomi
nnasional dengan mengadakan berbagai macam transaksi dengan RTK dan RTP. Hasil
produksi pemerintah terdiri atas jasa – jasa untuk kepentingan umum. Maka ada
suatu arus jasa dari pemerintah yang tidak diperjual belikan.
c. Hubungan Ekonomi Dengan Masyarakat Luar Negeri
Dewasa ini sudah tidak ada lagi Negara
tertutup untuk hubungan perdagangan dengan Negara lain. Hasil produksi kita
tidak hanya disalurkan ke pembeli dalam negeri saja, melainkan juga dijual kepada
masyarakat luar negeri. Ini berarti ada suatu arus barang dan jasa dari dalam
negeri ke luar negeri.
BAB IV
PERILAKU KONSUMEN
DAN PERILAKU PRODUSEN
A.
Manfaat dan Nilai Suatu Barang
1.
Guna dan Manfaat Suatu Barang
Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang
itu untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia. Manfaat suatu barang dapat
bersifat subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya
dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat dipenuhi
oleh barang itu.
Macam-macam kegunaan suatu barang :
a. Kegunaan dasar atau
elementary utility, yaitu peningkatan kegunaan suatu bahan
dasar yang telah diolah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi yang siap
dikonsumsi. Misalnya tepung gandum diproses menjadi roti.
b. Kegunaan bentuk
atau form utility, yaitu kegunaan suatu barang setelah
bentuknya diubah. Misalnya kayu gelondongan diubah bentuknya menjadi perabotan
rumah tangga.
c. Kegunaan tempat
atau place utility, yaitu kegunaan suatu barang setelah dipindahkan
ke tempat lain yang membutuhkan barang tersebut. Misalnya pasir di sungai
dipindahkan ke kota sebagai bahan bangunan.
d. Kegunaan waktu atau
time utility, yaitu kegunaan suatu barang apabila
digunakan pada saat-saat tertentu. Misalnya kipas angin digunakan pada saat
udara sedang panas atau penghangat ruangan digunakan pada saat cuaca sedang
dingin.
e. Kegunaan
kepemilikan atau ownership utility, yaitu
kegunaan suatu barang setelah barang tersebut dimiliki oleh seseorang. Misalnya
buku pelajaran di toko buku akan berguna jika sudah dibeli dan dibaca oleh
pelajar.
f. Kegunaan pelayanan
atau service utility, yaitu kegunaan suatu barang apabila
disertai jasa tertentu. Misalnya televisi akan berguna jika ada jasa siaran
televisi.
2.
Nilai Barang
Suatu barang menjadi berarti jika mempunyai guna dan
nilai guna bagi manusia. Berguna mempunyai arti bahwa barang tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Suatu barang dikatakan bernilai
apabila mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai barang dan
jasa dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Nilai pakai
Nilai
pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen.
b.
Nilai tukar
Nilai tukar adalah kemampuan suatu
barang untuk ditukar dengan barang lain.
B. Teori Konsumsi
1.
Hubungan antara jumlah dan kegunaan
suatu barang
Hubungan barang yang dimiliki dan kegunaannya dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap
barang tersebut.
Contohnya :
Budi yang hanya mempunyai sepatu untuk pergi ke sekolah
mempunyai tingkat kepuasan berbeda dalam mengkonsumsi sepatu dibandingkan
dengan Anton yang mempunyai 3 pasang sepatu.
2.
Hukum Gosen I
Berdasarkan
pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai
utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann
Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang
dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin
tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan
tambahan utilitas yang semakin kecil.”
3. Hukum Gossen II
Tidak
dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Manusia
memiliki banyak kebutuhan, mulai kebutuhan yang sangat penting sampai kebutuhan
yang kurang atau tidak penting. Mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan
yang bersifat tersier. Untuk itu, H.H. Gossen mengemukakan lagi
teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan:
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan
berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu,
konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio
marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang
dikonsumsinya.”
C. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan antara jumlah
barang yang dihasilkan dengan factor-faktor produksi yang digunakan. Factor
produksi dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sumber daya alam, sumber daya
manusia, sumber daya modal, dan wirausahawan. Menurut prilaku penggunanya,
factor produksi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok sebagai berikut :
a.
Factor produksi tetap
Factor produksi tetap ialah
factor produksi yang jumlah penggunanya tidak tergantung jumlah barang yang
dihasilkan
b.
Factor produksi tidak tetap
Factor produksi variable
adalah factor produksi yang jumlah penggunanya tergantung pada jumlah barang
yang dihasilkan
D.
Teori Produksi
Dengan penggunaan factor produksi tetap yang
sama, penambahan factor produksi variableyang dilakukan dalam suatu usaha tidak
selalu merupakan proses produksi yang efisien, yang akan memberikan peningkatan
hasil yang sebanding.
BAB V
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
A.
PERMINTAAN
1.
Pengertian Permintaan
Permintaan adalah berbagai
jenis dan jumlah barang dan jasa yang diminta pembeli pada berbagai kemungkinan
harga dalam periode tertentu di pasar.
2.
Hukum Permintaan
Hukum ini menjelaskan bahwa
harga berbanding terbalik dengan permintaan yang artinya : semakin rendah harga
barang semakin banyak barang yang diminta oleh konsumen, dan begitu sebaliknya.
Hokum permintaan dapat berlaku jika dalam keadaan Cateri Paribus.
3.
Factor – factor yang
mempengaruhi permintaan
a. Perubahan harga barang
b. Intensitas kebutuhan
c. Tingkat pendapatan
d. Selera konsumen
e. Jumlah penduduk
f. Perkiraan mengenai harga
masa depan
g. Perubahan harga barang lain
yang berkaitan erat
4.
Macam – macam permintaan
a.
Dilihat dari daya beli
konsumen :
1) Permintaan Efektif merupakan permintaan konsumen terhadap suatu
barang atau jasa yang disertai
kemampuan membayar
2) Permintaan potensial merupakan permintaan konsumen terhadap suatu
barang atau jasa yang tidak disertai
kemampuan membayar
b.
Dilihat dari pendapatan
rill atau nyata konsumen :
1) Permintaan Konsumen
2) Permintaan pengusaha
3) Prmintaan pemerintah
4) Permintaan luar negeri
c.
Dilihat dari jumlah
permintaannya :
1) Permintaan perorangan adalah
permintaan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup
2) Permintaan pasar atau
kolektif merupakan permintaan yang dimiliki masyarakat sebagai keseluruhan
dalam waktu yang sama.
5.
Daftar permintaan dan kurva
permintaan
Sesuai dengan hokum
permintaan, hubungan antara permintaan suatu barang dengan berbagai kemungkinan
tingkat harga dapat digambarkan dalam bentuk kurva.
a.
Fungsi permintaan
Fungsi permintaan merupakan bentuk matematis
untuk menggambar kurva permintaan merupakan hubungan antara variable harga
dengan variable jumlah barang atau jasa. Secara sistematis, fungsi permintaan
tersebut dapat ditulis dalam bentuk :
Q = -aP + b
b.
Daftar permintaan
Dimisalkan fungsi permintaan suatu barang Q =
-2P + 10000
Apabila P = 500 jumlah barang dan jasa yang
diminta adalah
Q = -2P + 10000
=
-2 (500) + 10000
=
-1000 + 10000
=
9000
c.
Kurva permintaan
Daftar table permintaan suatu barang dan jasa
dapat digambarkan dalam bentuk kurva/ grafik.
B. PENAWARAN
1.
Pengertian penawaran
Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia
untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi
2.
Hukum Penawaran
Hokum penawaran berbunyi : msemakin tinggi tingkat harga
suatu barang, semakin banyak barang yang ditawarkan oleh pengusaha, dan
sebalikna.
3.
Factor yang mempengaruhi penawaran
a.
Biaya
produksi
b.
Teknologi
c.
Kebutuhan
uang
d.
Harga
masa depan
e.
Tujuan
tertentu
f.
Pajak
dan subsidi
g.
Jumlah
perusahaan dalam industry
h.
Perubahan
harga barang lain
i.
Perubahan
harga itu sendiri
j.
Keadaan
cuaca
4.
Fungsi penawaran
Fungsi penawaran ini merupakan bentuk matematis untuk
menyusun daftar penawaran pada berbagi kemungkinan tingkat harga. Bentuk umum
fungsi penawaran adalah sebagai berikut :
Q = aP – P
5.
Daftar penawaran
biasanya berbentu tabel yang didalam nya berisi tentang harga dan jumlah barang yang ditawarkan
6.
Kurva Penawaran
biasanya berbentu grafik.
BAB
VI
HARGA
KESEIMBANGAN DAN ELASTISITAS
A.
KESEIMBANGAN PASAR
1.
Pengertian Harga Keseimbangan
harga
keseimbangan atau harga ekuilibrium
adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva
penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan
hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana
kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini
telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
2.
Proses terbentuknya keseimbangan pasar
Pasar terbentuknya keseimbangan harga atau harga pasar
merupakan proses tarik – menarik antara kekuaatan permintaan dan penawaran atas
barang tersebut.
a. Dengan persamaan fungsi penawaran dan permintaan
b. Menggunakan bentuk grafik, kurva permintaan dan kurva
penawaran
3. Pengaruh perubahan permintaan dan penawaran terhadap
harga keseimbangan perubahan jumlah barang yang diminta merupakan perubahan
jumlah barang yang akan dibeli atau diminta akibat dari perubahan harga.
Perubahan permintaan barang adalah bergeser atau berpindahnya kurva permintaan
akibat perubahan pendapatan dan berubah selera konsumen. Perubahan kurva
penawaran merupakan bergesernya kurva penawaran, baik yang disebabkan kemajuan
teknologi maupun penggunaan bahan – bahan untuk berproduksi.
B. ELASTISITAS
1. Elastisitas adalah harga atau price elasticity merupakan
perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga
barang tersebut sebanyak 1 %
a.
Elastisitas Permintaan
Merupakan
ukuran sejauh mana kepekaan atau tanggapan terhadap barang yang diminta, jika terjadi
perubahan harga, baik harga barang tersebut atau harga barang lainnya dan
perubahan pendapatan konsumen.
Macam –
macam elastisitas Permintaan :
1)
Elastic (ED > 1)
Permintaan
terhadap barang yang bersifat elastic. Artinya setiap perubahan harga akan
menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase yang
relative besar.
2)
Inelastic (eD < 1)
Permintaan
barang yang memiliki sifat inelastic, artinya setiap perubahan harga akan
menyebabkan perubahan jumlah barang yang akan diminta dengan persentase yang
lebih kecil
3)
Elastisitas Tak Terhingga (eD = ~)
Permintaan
barang yang memiliki sifat elastisitas tak hingga, artinya perubahan jumlah
barang yang diminta secara tidak terbatas
4)
Elastisitas Tunggal (eD = 1)
Permintaan
barang yang memiliki sifat elastisitas tunggal, artinya perubahan jumlah barang
yang diminta sama dengan perubahan harga
5)
Inelastic Sempurna (eD = 0)
Permintaan
barang yang memiliki sifat inelastic sempurna, artinya setiap terjadi perubahan
harga, tidak mempengaruhi jumlah barang yang diminta
b.
Elastisitas Penawaran
Merupakan
perbandingan antara seberapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan
sebagai akibat dari perubahan harga.
Macam –
macam elastisitas Permintaan :
1)
Elastic (es > 1)
Penawaran
terhadap barang yang bersifat elastic. Artinya setiap perubahan harga akan
menyebabkan jumlah barang yang ditambahkan dengan persentase yang relative
besar.
2)
Inelastic (es < 1)
Penawaran
barang yang memiliki sifat inelastic, artinya setiap perubahan harga akan
menyebabkan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan persentase yang lebih
kecil
3)
Elastisitas Tak Terhingga (es = ~)
Penawaran
barang yang memiliki sifat elastisitas tak hingga, artinya pada saat tertentu
jumlah barang yang ditawarkan tidak terbatas
4)
Elastisitas Tunggal (es = 1)
Penawaran
barang yang memiliki sifat elastisitas tunggal, artinya perubahan harga akan
diikuti dengan jumlah barang yang
ditawarkan dengan persentase yang sama
5)
Inelastic Sempurna (es = 0 )
Penawaran
barang yang memiliki sifat inelastic sempurna, artinya setiap terjadi perubahan
harga, tidak mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan
BAB
VII
A.
PENGERTIAN PASAR
Dari pengalaman sehari-hari, pasar itu
berarti tempat untuk jual beli barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari.
Di pasar, ada banyak penjual dan pembeli. Di pasar juga bisa kita lihat
ada berbagai macam barang yang ditawarkan atau dibeli oleh konsumen. Di
pasar orang melakukan transaksi dengan membayar secara tunai. Artinya, banyak
konsumen atau pembeli datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang
tunai. Disebut konkrit karena
secara fisik pasar itu tampak atau ada. Begitu pula dengan barang-barang
yang diperjualbelikan.
Bahkan antara pembeli dan penjual bertemu muka dalam peristiwa jual beli tersebut. Istilah “pasar kaget”, “pasar tiban”, pasar terapung”, “pasar senggol”, “pasar tumpah”, hanyalah sekadar sebutan atau istilah yang diberikan oleh masyarakat setempat untuk menunjukkan pasar dalam arti konkrit ini.Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, transaksi jual beli barang atau jasa dapat dilakukan melalui surat, telepon maupun jaringan internet.
Bahkan antara pembeli dan penjual bertemu muka dalam peristiwa jual beli tersebut. Istilah “pasar kaget”, “pasar tiban”, pasar terapung”, “pasar senggol”, “pasar tumpah”, hanyalah sekadar sebutan atau istilah yang diberikan oleh masyarakat setempat untuk menunjukkan pasar dalam arti konkrit ini.Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, transaksi jual beli barang atau jasa dapat dilakukan melalui surat, telepon maupun jaringan internet.
Menurut wujudnya pasar juga
dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Pasar Abstrak, pasar yang tidak nyata, percakapan antara penjual dan pembeli hanya dilakukan melalui telepon dan internet mereka tidak bertatap muka secara langsung.
Contohnya : online shop
- Pasar Konkret ,pasar yang nyata para penjual dan pera pembeli dpat bertemu langsung dan saling bertatap muka, barang dan jasanya pun sudah dapat dilihat dan durasakan langsung.
Contohnya : pasar swalayan
- terdapat penjual dan pembeli
- tersedia barang dan jasa yang diperjualbelikan
- terjadinya transaksi antara pembeli dan penjual melalui proses tawar menawar
- tersedia media untuk berinteraksi antara penjual dan pembeli
Dalam
kegiatan pasar mempunyai tiga fungsi utama, sebagai berikut:
- fungsi distribusi
- fungsi pembentuk harga
- fungsi promosi
B.
BENTUK-BENTUK PASAR
1. Pasar
persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. terdapat
banyak pembeli dan penjual sehingga secara perseorangan
pembeli/penjual tidak dapat mempengaruhi harga pasar,
b. penjual
dan pembeli mengetahui benar keadaan pasar,
c. barang
yang diperdagangkan homogen sehingga dapat saling menggantikan
secara sempurna
d. pembeli
dan penjual bebas keluar masuk dalam melakukan transaksi di pasar.
Bentuk pasar persaingan sempurna semacam itu
hanya ada dalam teori saja, sedangkan dalam kenyataannya tidak pernah
terjadi karena tidak akan ada barang yang dapat saling menggantikan secara
sempurna. Selain itu barang-barang yang diperdagangkan di pasar selalu
berbeda, mungkin karena merk, bentuk, letak, maupun harga. Jumlah pembeli
dan penjual juga tertentu jumlahnya karena mereka mempunyai langganan
sendiri.
2.
PASAR BUKAN PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar
persaingan bukan sempurna merupakan pasar dengan ciri para penjual atau
pembeli dapat mempengaruhi harga karena jumlah barang yang ditawarkan atau
dibeli cukup banyak dan sifat barang yang ditawarkan berbeda dengan
penjual lain.
Bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna
adalah sebagai berikut:
1) Pasar
monopoli dan monopsoni
Monopoli
berarti penjual tunggal, dengan demikian pasar monopoli merupakan
pasar yang dikuasai atau dilayani oleh satu
penjual. Sementara itu monopsoni berarti pembeli tunggal sehingga pasar
monopsoni merupakan pasar yang dikuasai oleh satu pembeli. Karena dalam
pasar monopoli hanya terdapat satu penjual, maka perusahaanmenguasai harga.
Perusahaan mampu menaikkan maupun menurunkan tingkat harga dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah barang yang diperjual belikan.
Di
Indonesia monopoli hanya diizinkan bagi perusahaan-perusahaan negara
yang menyediakan barang untuk keperluan hajat hidup orang banyak seperti:
telepon, air, gas, pengangkutan kereta api dan udara, komunikasi dan
pertahanan keamanan. Sementara itu, untuk pasar monopsoni di kalangan
konsumen jarang dijumpai. Tetapi di kalangan produsen atau pembeli
faktor-faktor produksi, pengusaha monopsoni ini agak banyak.
Contoh: cengkeh ketika diurus oleh BPPC pada
masa Orde Baru. Perusahaan monopsoni dapat mempengaruhi harga dengan cara
menaikkan atau menurunkan jumlah faktor produksi yang ia beli.
2) Pasar
oligopoli dan oligopsoni
Pasar Oligopoli merupakan pasar yang dikuasai
oleh beberapa penjual (produsen). Jika pasar hanya dikuasai oleh dua
penjual (produsen) maka disebut pasar duopoli. Biasanya pada pasar
oligopoli terdapat dua atau lebih penjual (produsen) besar yang menguasai
sebagian besar pasar. Jika salah satu perusahaan besar melakukan
perubahan harga, perusahaan besar lainnya dapat terpengaruh. Contohnya di
Indonesia adalah operator seluler. Coba hitung berapa operator seluler
yang ada di Indonesia selain Telkomsel dan Indosat?
Sementara itu, pasar oligopsoni merupakan
pasar yang dikuasai oleh beberapa
pembeli yang mempunyai kemampuan mempengaruhi
harga pasar. Contohnya adalah pembeli coklat (kakao) yang dilakukan oleh
satu asosiasi pembeli kakao yaitu ASKINDO (Asosiasi Kakao Indonesia).
3)
Pasar persaingan monopolistik
Pasar persaingan monopolistik merupakan
bentuk perpaduan antara pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Pasar
persaingan monopolistic mengandung ciri kedua pasar tersebut, yaitu adanya
unsur persaingan dan monopoli. Dikatakan ada persaingan, karena diantara mereka
saling bersaing terhadap barang yang sama yang mereka jual. Contoh: pabrik
rokok Gudang Garam bersaing dengan pabrik rokok Djarum atau Bentoel.
Disamping itu mereka juga memiliki unsur monopoli terhadap barangnya
sendiri. Rokok Gudang Garam dimonopoli oleh pabrik rokok Gudang Garam
sendiri. Jenis barangnya sama-sama rokok, tetapi berbeda karena adanya merk,
rasa dan kemasan. Secara lebih rinci pasar persaingan monopolistik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Para penjual dapat lebih leluasa dalam
menetapkan baik harga maupun jumlah barang yang akan dijual.
·
Jumlah pembeli dan penjual cukup banyak, sehingga
masing-masing perusahaan masih mempunyai pengaruh atas harga meskipun
tidak besar.
·
Barang-barang yang diperjual belikan tidak
benar-benar homogen melainkan ada perbedaan, meskipun hanya beda dalam
merk, bentuk, warna, mutu dan ukuran.Contoh pasar persaingan monopolistik
adalah: motor Yamaha, Honda, Kawasaki,
dan
Suzuki diproduksi oleh produsen yang berbeda walaupun kegunaannya sama.
·
Persaingan promosi penjualan yang kuat.
·
Penjual dalam pasar persaingan monopolistik
memerlukan kejelian dan keuletan untuk mempromosikan barangnya secara
gencar dan terus-menerus, tentang mutu dan desain barang agar dapat
menarik konsumen. Misalnya promosi antar perusahaan rokok atau mobil.
0 komentar:
Posting Komentar