Tes lainnya. Komputer masih terus akan melakukan tes untuk mengetahui apakah semua komponen berjalan dengan baik dan tidak terjadi gangguan. Ketika terjadi gangguan pada salah satu komponen komputer, maka Anda akan mendapatkan notifikasi atau pesan error.
2. BIOS membaca CMOS. CMOS merupakan sebuah tempat penyimpanan pengaturan BIOS. Pengaturan pada BIOS tidak pernah berubah setiap kali komputer dinyalakan atau dimatikan karena peran dari CMOS. CMOS menggunakan baterai yang digunakan sebagai penyuplai daya. Jadi, ketika komputer dimatikan dan tidak teraliri listrik, data yang terdapat pada CMOS tidak akan hilang, karena terdapat baterai yang menyuplai daya. Setelah serangkaian proses tes dilalui, maka proses selanjutnya adalah BIOS akan membaca pengaturan yang terdapat pada CMOS. BIOS akan memeriksa semua drive yang terhubung, seperti hard disk, floppy, ataupun hard disk eksternal. Ketika tidak satu drive pun diketemukan, maka Anda akan mendapatkan sebuah pesan error, seperti “There si no boot device available” .
3. Membaca MBR. Setelah BIOS membaca CMOS, dan telah berhasil mendeteksi kehadiran drive yang dapat dibooting, maka tahapan selanjutnya adalah membaca MBR pada drive tersebut. MBR (Master Boot Record) merupakan sektor pertama dari sebuah drive yang akan digunakan sebagai identifikasi dan untuk dimuat pada memori.
4. Membaca partition table. Partition table menyimpan informasi tentang partisi pada hard disk, seperti jumlah byte pada setiap sektor, jumlah sektor per cluster, awal dan akhir sebuah partisi, dan lain-lain. Ketika sebuah partisi ditemukan, maka BIOS akan membaca sektor pertama untuk mengetahui informasi tentang boot record, dan untuk mengetahui sistem operasi yang tersedia pada hard disk.
5. Memuat sistem operasi. Setelah Anda memilih sistem operasi yang akan dimuat, maka prosedur selanjutnya tergantung dari sistem operasi yang Anda tentukan.
0 komentar:
Posting Komentar